Bab I
Latar Belakang, Rumusan Masalah, & Tujuan
Latar belakang
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan kita, dalam pendidikan kita akan mengetahui tentang kehidupan daan perkembangan ilmu pengetahuan serta alam sekitarnya. Membaca adalah suatu metode dalam pendidikan, dalam menyampaikan ilmu pengetahuan.tanpa bekal kemampuan membaca jangan harap kita akan memperoleh berbagai pengetahuan dan ilmu dengan sebanyak-banyaknya.
Membaca merupakan proses yang kompleks artinya yaitu membaca merupakan interaksi tidak langsung antara penulis dan pembaca
Keberhasilan belajar melalui kegiatan membaca ditentukan oleh banyak faktor. Selain ditentukan oleh faktor motivasi, minat, kebiasaan, juga didukung oleh kondisi fisiologis ,sajian bahan bacaan, dan strategi menyiasati bahan tersebut. Prosedur klose merupakan faktor yang paling berhasil diantara yang lain.
Rumusan Masalah
Prosedur klose merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikannya kepada si penerima (pembaca dan penyimak) sehignga mereka berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan.
Tujuan
Melalui prosedur klose pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dari wacana tersebut telah dengan sengaja dilenyapkan) dengan pemahaman yang sempurna. Bagian-bagaian kata yang dihilangkan itu biasanya kata ke-n digantikan dengan tanda-tanda tertentu (garis lurus mendatar atau dengan tanda titik-titk). Penghilangan bagian-bagian kata kata dalam prosedur/teknik uji rumpang mungkin juga tidak berdasarkan kata ke-n secara konsisten dan sistematis.
Kadang-kadang pertimbangan lain turut menentukan kriteria pengosongan atau pelesapan kata-kata tertentu dalam wacana itu. Misalnya saja, kata kerja, kata benda, kata penghubung,atau kata-kata tertetntu yang dianggap penting. Fungsi utama dari prosedur klose ini. Pertama, sebagai alat untuk mengukur tingkat keterbacaan. Suatu wacana dapat ditetukan tingkat kesukarannya, serta dapat diketahui kelayakan pemakaiannya untuk siswa. Kedua, prosedur klose juga merupakan suatu alat pengajaran membaca
Bab Dua
Pembahasan Prosedur Klose
Prosedur Klose
Dalam upaya pemilihan bahan, pertimbangan yang paling penting adalah faktor keterbacaan (readability). Tingkat keterbacaan harus serasi dengan tingkat kemampuan siswa. Formula-formula keterbacaan seperti: Reading Ease Formula (RE), Human Interest (HI), Dale and Chall (DAC), Fog Index (Fi), Grafik Fry, Grafik Raygon, dan (Cloze) prosedur klose dianggap praktis dan sederhana pemakaiannya.
Metode yang dipandang paling berhasil di antara formula-formula tersebut adalah prosedur klose. Selain dapat dipergunakan sebagai alat untuk menguji keterbacan, teknik ini juga sekaligus dpat dipergunakan untuk alat/teknik pengajaran membaca. Dalam fungsinya sebagai alat ajar membaca, prosedur isian rumpang ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Prosedur klose mula-mula diperkenalkan oleh Wilson Taylor (1953) dengan nama 'cloze procedure'. Teknik ini diilhami oleh suatu konsep dalam ilmu jiwa Gestal, yang dikenal sengan istilah 'clozure'. Konsep ini menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan suatu pola yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh; kecenderungan untuk mengisi atau melengkapi sesuatu yang sesungguhnya ada namun tampak dalam keadaan yang tidak utuh; melihat bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan.
Seperti dijelaskan oleh Sadtono (1982:2) istilah 'clozure' mengandung makna sebagai persepsi (penglihatan dan pengertian) yang penuh atau komplit dari gambar atau keadaan yang sebenarnya tidak sempurna. Persepsi keadaan yang sempurna itu diperoleh dengan cara tidak menghiraukan bagian yang hilang atau bagian yang tidak sempurna itu; atau dengan cara mengisi sendiri bagian yang hilang atau kurang sempurna tadi berdasarkan pengalaman yang telah lampau.
Berdasarkan konsep tersebut Taylor mengembangkannya menjadi sebuah alat ukur keterbacaan wacana yang diberinya nama 'cloze procedure'. Istilah itu selanjutnya kita namai sebagai 'prosedur/prosedur klose'
Taylor sendiri mendefinisikan prosedur yang ditemukannya itu sebagai, The cloze procedure as method of interpreting a massage from 'transmitter' (writer or speaker), mutilating its language patterns by deleting parts, anda so administering it to 'receiver' (reader and listener) that their attemps to make patterns whole again yield a considerable number of cloze units (Taylor dalam Robert, 1980:71).
Secara bebas, maksud pernyataan di atas kira-kira sebagai berikut. Prosedur klose merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikannya kepada si penerima (pembaca dan penyimak) sehignga mereka berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan.
Taylor menggambarkan prosedur klose sebagai metode yang dipergunakan untuk melatih daya tangkap pembaca/penyimak terhadap pesan/maksud penulis/pembicara dengan jalan menyajikan wacana yang tidak utuh (merumpangkan bagian-bagiannya), para pembaca/penyimak harus mampu mengolahnya menjadi sebuah pola yag utuh seperti wujudnya semula.
Dalam kaitannya dengan keterampilan membaca, Hittleman (1979:135) menjelaskan teknik isian rujmpang sebagai sebuah teknik penghilangan kata-kata secara sistematis dari sebuah wacana, dan pembaca diharapkan dapat mengisi kata-kata yang hilang tersebut dengan kata-kata yang sesuai. Hittleman memandang prosedur klose ini sebagai alat untuk mengukur keterbacaan. Pandangan ini juga disokong oleh pendapat Heilman (1986).
Melalaui prosedur klose pembaca diminta untuk dapat memahami wacana yang tidak lengkap (karena bagian-bagian tertentu dari wacana tersebut telah dengan sengaja dilenyapkan) dengan pemahaman yang sempurna. Bagaian-bagaian kata yang dihilangkan itu biasanya kata ke-n digantikan dengan tanda-tanda tertentu (garis lurus mendatar atau dengan tanda titik-titk). Penghilangan bagian-bagian kata kata dalam prosedur/teknik uji rumpang mungkin juga tidak berdasarkan kata ke-n secara konsisten dan sistematis.
Kadang-kadang pertimbangan lain turut menentukan kriteria pengosongan atau pelesapan kata-kata tertentu dalam wacana itu. Misalnya saja, kata kerja, kata benda, kata penghubung,atau kata-kata tertetntu yang dianggap penting, bisa juga merupakan kata yang dihilangkan. Tugas pembaca adalah mengisi bagian-bagain yang dihilangkan itu dengan kata yang dianggap tepat dan sesuai dengan tuntutan maksud wacana.
Tentang Prosedur Klose
Guru menggunakan prosedur klose karena berbagai alasan, sehingga Anda dapat menyesuaikan mereka untuk mengajar sesuai dengan situasi Anda sendiri berdasarkan kebutuhan. Seorang siswa yang berjuang untuk menunjukkan kata pengganti logis untuk sebagian besar kata-kata yang hilang dalam prosedur klose.
Mereka mungkin memiliki masalah membaca yang spesifik yang perlu ditangani, seperti kesulitan dalam memahami berbagai bagian pembicaraan contohnya kata benda, kata kerja dan konjungsi.Para pelajar dapat mengambil manfaat dari system Prosedur klose. Untuk beberapa siswa, masalah visual seperti kesulitan pelacakan kata pada bidang horizontal di halaman mungkin berada di balik kesulitan prosedur klose.. Sebaliknya, beberapa siswa yang mudah melalui prosedur klose dapat membaca bahan bacaan yang terlalu mudah bagi kemampuan mereka , dan bisa dilakukan dengan yang diberi tantangan tambahan.Sebagai guru, kita dapat melihat hasil dari prosedur klose membaca, dan membandingkan temuan di seluruh tingkat kelas atau kelas.
Anda akan tahu dari awal bahwa buku-buku Anda dapat sesuai dengan keterampilan pelajar Anda. Untuk siswa yang membaca buku bab, prosedur klose dapat membantu Anda merencanakan apakah buku yang masih harus menggunakan isyarat gambar, atau apakah siswa dapat mengelola lagi, buku-buku yang lebih kompleks secara independen.
Pedoman | |
Berikut ini beberapa petunjuk untuk mengikuti untuk mempersiapkan teks untuk sebuah prosedur klose: | |
|
Tahapan | |
Berikut adalah tahapan-tahapan yang diikuti untuk mempersiapkan teks untuk prosedur cloze: | |
Hapus kata di interval acak, seperti setiap kata ke-5 atau ke-7
Pilih kategori tertentu dari kata-kata untuk menghapus.
|
Contoh | |||||
Berikut adalah contoh teks dengan setiap beberapa kata dihapus (delesi acak): | |||||
Bob begitu terburu-buru untuk pergi bekerja Jumat pagi bahwa ia membanting tangannya di pintu mobil. Hampir seketika, tangannya mulai berubah hitam dan biru. Dia mengambil (1) ____ kain tua itu di lantai (2)_____ dibungkus dengan cepat di sekitar (3)_____ nya. Dia melihat bahwa ibu jarinya telah(4) _____. Tangannya mengeluarkan banyak darah sehingga kain putih tadi berubah(5)_____ kain berwarna merah. Bob merasa jika ia akan pingsan. | |||||
1. Sebuah 2. Lalu 3. Tangan 4. Terpotong 5. Menjadi
|
Penyekoran dilakukan dengan teknik klos menurut Rankin dan Culhane berikut : Skor | Tingkat Keterbacaan |
Skor tes > 60% | Tinggi |
Skor tes 40 – 60 % | Sedang |
Skor tes < 40% | rendah. |
Bab Empat
Penutup
Kesimpulan
Prosedur klose merupakan metode penangkapan pesan dari sumbernya (penulis atau pembicara), mengubah pola bahasa dengan jalan melesapkan bagian-bagiannya, dan menyampaikannya kepada si penerima (pembaca dan penyimak) sehingga mereka berupaya untuk menyempurnakan kembali pola-pola keseluruhan yang menghasilkan sejumlah unit-unit kerumpangan yang dapat dipertimbangkan.
Para mahasiswa harus mengetahui, memilih, dan menguasai teknik ini, sehubungan dengan tugasnya sebagai guru. Teknik klose dapat membantu meningkatkan keterampilan dan kemampuan membaca, disamping dapat menguji tingkat kelayakan suatu wacana.
Saran
Setelah Anda mempelejari modul ini diharapkan kepada Anda dapat memahami menerapkan dan mengajarkan konsep-konsep prosedur klose sewaktu dalam pengajaran dan dapat membuat contoh prosedur klose dan dapat dimanfaatkan sebagai alat ajar, serta mengajarkan kegiatan membaca dengan teknik klose .
Daftar Pustaka
Harris, A.J How to Increase Reading Ability. New York : Longman, Inc.1986
Tarigan H.G., Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Penerbit Angkasa,
1979
Tierney, R.J. et al, Reading Strategis and practices. Boston : Allyn and Bacon,1980
menulis daftar pustakanya masih salah, bagaimana ini? kan mahaasiswa.....
BalasHapus